Langsung ke konten utama

Career Break, Finally

Alhamdulillaah, waktu yang ditunggu-tunggu datang juga, Career Break !

Why? 

Banyak teman-teman yang memunculkan pertanyaan ini, bahkan pertanyaan ini pun muncul sejak lama di benak saya.

Entah kenapa saat bekerja di Medan sering terpikir bahwa saya tidak akan bekerja di korporasi sampai dengan usia pensiun yang ditentukan perusahaan. 

Kemudian hal itu muncul kembali saat saya mengikuti pelatihan leadership di tahun 2016. Saat itu peserta diminta membayangkan dan  menuliskan akan seperti apa di 5 tahun ke depan.

Spontan saya teringat kembali apa yang menjadi pemikiran untuk pensiun di usia 46 tahun, jadi apa yang saya tuliskan bahwa saya di 5 tahun ke depan sudah tidak berkarya di korporasi lagi.

Tapi kenapa? Sudah enak lho kerja di salah satu BUMN terbesar di negara ini, gaji nya besar (padahal relatif), Kalau resign nanti uang pensiunnya kecil lho. Begitu suara yang muncul dari lingkungan sekitar.

Kita flashback dulu ke tahun 2019. Sesuai hitung-hitungan matematis, bahwa saya akan mencapai usia 46 di tahun 2020. Ada suatu kesempatan di tahun 2019, saya berdiskusi panjang dengan atasan saya saat itu bahwa saya punya rencana resign di usia 46 tahun , yaitu di akhir 2020. Saya sudah menyadari apa yang akan dilakukan saat berhenti bekerja. Saat itu saya mengajukan permintaan kepada atasan saya bahwa saya meminta talent internal perusahaan yang akan melanjutkan pekerjaan saya saat saya keluar nanti.

Alhamdulillaah untuk persiapan kader di pekerjaan saya mendapatkan dukungan dari atasan saat itu, juga atasan saya yang terakhir.

Di awal tahun 2020 ini saya sudah mulai menyiapkan diri untuk persiapan aktivitas pribadi saat berhenti bekerja nanti, dengan mengikuti sertifikasi Profesional Coach di Yogya. 

Then ..booom... muncul pandemi covid di tahun 2020. Tepat 1 hari setelah saya mengikuti kelas sertifikasi, pemerintah memutuskan lock down atau PPKM. Mulailah muncul kebingunan, what should i do? PPKM berlangsung berbulan-bulan, dan kami sekeluarga praktis tidak keluar rumah selama kondisi pandemi tersebut.

Semua aktivitas berubah, harus dilakukan secara online. Alhamdulillaah, di unit yang saya pimpin, beberapa aktivitas sudah dilakukan secara online selama 4 tahun terakhir. 

Proses bekerja, proses belajar, proses mentoring, proses pemberian tugas semua dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media digital. 

Apa yang dirasakan? Stress? Anehnya hal ini tidak saya rasakan. Kok nyaman ya lebih banyak di rumah, lebih sering bertemu anak dan suami. 

Pandemi yang berlangsung selama lebih dari 1 tahun menyebabkan saya lebih banyak di rumah. Pilihan work from home atau work from office menjadi pola kerja yang ditawarkan manajemen perusahaan kepada karyawan di saat situasi pandemi berangsur sudah membaik.

Selama itu juga lah mulai lagi saya memikirkan target pribadi untuk suatu saat menjalani pekerjaan yang lebih banyak waktu untuk bertemu keluarga, namun tetap bermanfaat untuk lebih banyak orang. 

Perlahan saya siapkan berbagai macam hal , seperti :

- Bagaimana agar saya tidak membebani suami? Karena praktis pemasukan dana keluarga nanti akan bersumber dari satu sisi , yaitu suami. Bagaimana saya nanti mengatur pengeluaran untuk kebutuhan hidup keluarga ? 

- Apakah suami dan anak2 memberikan izin jika saya berhenti bekerja? 

- Berapa banyak investasi yang harus saya keluarkan untuk mempersiapkan diri sebagai profesional Coach? 

- Kapan waktu yang tepat untuk memulai?

- Bagaimana mempersiapkan tim di kantor untuk menghadapi situasi saat saya tidak lagi menjadi atasan mereka ? 

Semuanya berproses ... termasuk tidak henti-henti nya meminta petunjuk Yang Maha Kuasa , Yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba Nya.

Memang teman-teman kantor terkaget-kaget saat saya mengumumkan bahwa saya tidak bekerja lagi. Semua terasa mendadak bagi mereka. Namun mereka tidak paham bahwa ada proses panjang yang sudah saya lakukan.

Saya memilih kesempatan yang datang di tahun 2022. Alhamdulillaah semua yang direncanakan ada jalannya.

Terima kasih tak terhingga dan bersyukur atas apa yang ditetapkan Nya. Semoga bisa amanah atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Nya.

Bismillaah ... Let's start a new journey 

#SelfGrowthJourney



Komentar

muhamad tavip mengatakan…
Maksudnya... akhirnya pensiun dini?
Neng Lenny mengatakan…
CLTP dulu Pa Tavip :)

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ISLAM DI USIA SETENGAH ABAD #3 : MENCETAK GENERASI PERADABAN DARI RUMAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim Kajian Halaqah Cinta Ustadz Ransi Al Indragiri Peradaban dimulai dari rumah, sesuai firman Allah di dalam Q.S. Al Jumuah ayat 2, bahwa Allah mengutus Rasul yang ummi (tidak bisa baca dan tidak bisa menulis) , ummi  juga berarti bahwa Rasul menyebarkan ajarannya di Madinah.  Karena masyarakat Madinah saat itu merupakan masyarakat yang tertinggal dibanding daerah lain seperti Mekkah, Yaman dll, dan tidak memiliki peradaban. Dan setelah Rasulullaah menyebarkan Islam di Madinah, akhirnya Madinah menjadi kota yang diperhitungkan, maju peradabannya ,dan jadi pusat peradaban Islam. Apa yang dilakukan Rasulullah di Madinah ? 1. Membangun Masjid sebagai pusat Ibadah,  pusat pendidikan, tempat silaturahim 2. Mempersaudarakan antara Kaum Ashar dengan Kaum Muhajirin 3. Membuat perjanjian dengan non muslim  Muncul hadits di Madinah : " Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam be...

Bisnis Yang Berkah

Awalnya nonton ini karena temanya terkait kedermawanan. Ternyata, ada tambahan pembelajaran yang mungkin selama ini sudah kita ketahui : - Bahwa menurut beliau kunci keberhasilan adalah komunikasi - Niatkan agar bisnis yang dibangun bermanfaat untuk orang banyak, bukan mencari keuntungan semata, dan kejujuran sebagai modal utama - Jadikan musibah sebagai tantangan yg akan membawa keberkahan, so keep positive thinking! https://m.youtube.com/watch?feature=share&v=pXoyC0F0CwI

Persiapan Menopause

Artikel berikut saya kutip dari halodoc.com, sebagai pengingat saya yang beberapa tahun lagi berada dalam kondisi  jelita alias jelang lima puluh tahun 😃 × Cepat atau lambat,  semua wanita akan mengalami proses fisiologi berupa menopause. Enggak ada rumusan pasti mengenai waktu berlangsungnya, tapi faktor keturunan biasanya bisa menjadi penanda yang cukup akurat. Nah, masa-masa inilah yang terkadang membuat kaum hawa merasa cemas, sebab mereka akan mengalami sejumlah perubahan biologis pada tubuhnya. Sayangnya, enggak semua wanita bisa menghadapi menopause dengan tenang. Padahal, kamu perlu mengelola datangnya masa tersebut dengan baik guna meningkatkan kualitas hidup. Secara umum, berhentinya produksi telur identik dengan berhentinya masa menstruasi yang membawa banyak masalah “bulanan” bagi wanita. Namun, enggak berarti menopause sama dengan “masa tenang”. Pasalnya, banyak wanita justru mengalami masa luar biasa sulit saat akan memasuki atau baru berada di masa ini. Menurut...