Langsung ke konten utama

Persiapan Menopause

Artikel berikut saya kutip dari halodoc.com, sebagai pengingat saya yang beberapa tahun lagi berada dalam kondisi  jelita alias jelang lima puluh tahun 😃

Cepat atau lambat,  semua wanita akan mengalami proses fisiologi berupa menopause. Enggak ada rumusan pasti mengenai waktu berlangsungnya, tapi faktor keturunan biasanya bisa menjadi penanda yang cukup akurat. Nah, masa-masa inilah yang terkadang membuat kaum hawa merasa cemas, sebab mereka akan mengalami sejumlah perubahan biologis pada tubuhnya. Sayangnya, enggak semua wanita bisa menghadapi menopause dengan tenang. Padahal, kamu perlu mengelola datangnya masa tersebut dengan baik guna meningkatkan kualitas hidup.

Secara umum, berhentinya produksi telur identik dengan berhentinya masa menstruasi yang membawa banyak masalah “bulanan” bagi wanita. Namun, enggak berarti menopause sama dengan “masa tenang”. Pasalnya, banyak wanita justru mengalami masa luar biasa sulit saat akan memasuki atau baru berada di masa ini.

Menurut buku Mitos dan Fakta Olahraga & Yogamasa transisi menjelang menopause, akan terjadi kontradiksi kerja ovarium dan kelenjar pituitari. Kelenjar pengontrol metabolisme tubuh ini terus-menerus berusaha mengeluarkan hormon perangsang folikel (Follicle Stimulating Hormone-FSH) dan hormon pelutein (Luteinizing Hormone-LH) untuk memancing ovarium agar terus-menerus aktif.

Sementara itu, ovarium sendiri sudah menghentikan segala macam bentuk aktivitas rutinnya. Nah, kondisi kontradiktif inilah yang menimbulkan banyak masalah fisik dan psikis bagi wanita. Lalu, bagaimana cara menghadapi menopause agar masa ini bisa berlalu tanpa hambatan?

Atur Emosi

Selain fisik, masa menopause juga bisa menimbulkan perubahan pada psikis seseorang. Biasanya wanita yang masuk ke dalam masa menopause akan merasa kebingungan, kurang konsentrasi, cemas, depresi, dan suasana hati tidak menentu. Sayangnya, banyak dari mereka yang enggak bisa mengatasi perubahan psikis itu. Ahli dari Jean Hailes for Women's Health, sebuah organisasi kesehatan perempuan di Australia mengatakan, semakin baik bila kamu mengatur emosi, maka gejala psikologis dan fisik menopause akan lebih mudah diatasi.

Pengaturan emosi untuk menghadapi menopause ini berguna untuk melawan perasaan kehilangan terkait kecantikan, usia, atau fungsi reproduksi. Menurut ahli, wanita sebaiknya tidak hanya berpikir kalau perannya sebagai ibu dan istri tidak hanya sebatas masalah reproduksi saja. Meski masuk masa menopause, kamu tetap bisa kok mengasuh anak dan suami, serta melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga. Menurut ahli, masa menopause seharusnya kamu pahami sebagai transisi untuk menuju kondisi kesehatan yang lebih baik.

Kamu juga bisa menganggap masa menopause sebagai masa “bebas” untuk menjadi seorang wanita. Misalnya, saat berhubungan intim kamu enggak perlu khawatir akan hamil. Masalah psikis ini, menurut ahli kamu bisa mencoba Cognitive Behaviour Therapy untuk memperkuat mental. Terapi ini bisa membantu wanita berpikir bahwa menopause bukanlah akhir dari kehidupan.

Gaya Hidup Positif, Rutinlah Berolahraga

Kalau kamu hanya berdiam diri dengan maksud menghemat tenaga dalam menghadapi masa menopause, berarti kamu melakukan tindakan keliru. Pasalnya, hal itu enggak memberikan manfaat banyak. Bergantung pada obat-obatan atau terapi hormon bukan solusi terbaik. Selain itu, enggak semua orang boleh menerima terapi ini. Contohnya, pada kasus seperti tumor, orang yang menerima terapi hormonal justru akan mengaktifkan tumor semakin tinggi.

Nah, kamu bisa memilih pola makan yang tepat, memelihara kondisi spiritual, menjaga waktu istirahat, dan rajin berolahraga adalah contoh konkret dari gaya hidup positif. Olahraga akan meningkatkan kualitas sirkulasi darah, sistem pernapasan, sistem limfatik, dan kesegaran dari organ tubuh. Hal inilah yang membuat wanita siap menghadapi menopause dan mampu menjauhkan gangguan fisik dan mental, yang sering timbul ketika datangnya masa menopause.

Namun, dalam memilih jenis olahraga kamu perlu cermat. Sebab masa menopause juga membuat kualitas kepadatan tulang menurun. Sebaiknya, memilih olahraga yang bersifat high impact, seperti aerobik, dansa, body pump, atau sejenisnya mesti dihindari. Sebagai gantinya, kamu bisa mencoba olahraga low impact, yang terkonsentrasi pada peningkatkan kualitas pernapasan, sirkulasi darah, dan kekuatan tulang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ISLAM DI USIA SETENGAH ABAD #3 : MENCETAK GENERASI PERADABAN DARI RUMAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim Kajian Halaqah Cinta Ustadz Ransi Al Indragiri Peradaban dimulai dari rumah, sesuai firman Allah di dalam Q.S. Al Jumuah ayat 2, bahwa Allah mengutus Rasul yang ummi (tidak bisa baca dan tidak bisa menulis) , ummi  juga berarti bahwa Rasul menyebarkan ajarannya di Madinah.  Karena masyarakat Madinah saat itu merupakan masyarakat yang tertinggal dibanding daerah lain seperti Mekkah, Yaman dll, dan tidak memiliki peradaban. Dan setelah Rasulullaah menyebarkan Islam di Madinah, akhirnya Madinah menjadi kota yang diperhitungkan, maju peradabannya ,dan jadi pusat peradaban Islam. Apa yang dilakukan Rasulullah di Madinah ? 1. Membangun Masjid sebagai pusat Ibadah,  pusat pendidikan, tempat silaturahim 2. Mempersaudarakan antara Kaum Ashar dengan Kaum Muhajirin 3. Membuat perjanjian dengan non muslim  Muncul hadits di Madinah : " Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam be...

Bisnis Yang Berkah

Awalnya nonton ini karena temanya terkait kedermawanan. Ternyata, ada tambahan pembelajaran yang mungkin selama ini sudah kita ketahui : - Bahwa menurut beliau kunci keberhasilan adalah komunikasi - Niatkan agar bisnis yang dibangun bermanfaat untuk orang banyak, bukan mencari keuntungan semata, dan kejujuran sebagai modal utama - Jadikan musibah sebagai tantangan yg akan membawa keberkahan, so keep positive thinking! https://m.youtube.com/watch?feature=share&v=pXoyC0F0CwI