Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Bahaya 'Ujub

Masih berkaitan dengan pembahasan ikhlas, selain sifat Riya', kita juga harus waspada terhadap penyakit hati lainnya, yaitu 'Ujub. Seperti hal nya Riya', ' Ujub juga ada di seputaran hati kita, seringkali tidak cepat sadari dan sifat yang satu ini tidak diketahui orang lain sama sekali. Dalam bahasa Arab, 'ujub berasal dari kata 'ajaba, yang artinya kagum, takjub. Ujub bisa diartikan mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Menurut Imam Al Ghozali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah SWT.” Walaupun keduanya sama sama perbuatan syirik kecil, munculnya sifat 'Ujub tidak bisa dianggap lebih remeh daripada sifat Riya'. Mengapa? Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda :  ุซَู„ุงَุซُ ู…ُู‡ْู„ِูƒَุงุชٍ : ุดُุญٌّ ู…ُุทَุงุนٌ ูˆَู‡َูˆًู‰ ู…ُุชَّุจَุนٌ ูˆَุฅุนْุฌَุงุจُ ุงู„ْู…َุฑْุกِ ุจِู†َ...

Riya' merusak Ibadah

“ Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia. Pergilah pada orang-orang yang kalian berbuat riya pada mereka di dunia. Apakah dapat mendapat balasan dari sisi mereka? " (HR Ahmad). Berbicara tentang ikhlas seringkali dikaitkan dengan sifat Riya'. Untuk mencari definisi riya', tidak perlu buka KBBI, karena riya' memang kata yang berasal dari bahasa Arab (katanya sekarang harus rajin buka kamus gaes ๐Ÿ˜) Pengertian riya dalam bahasa Arab riya ’  (ุงู„ุฑูŠุงุก) berasal dari kata kerja  raรข  ( ุฑุงุกู‰) yang bermakna memperlihatkan.  Riya’  dapat diartikan memperlihatkan /  memperbagus suatu amal/perbuatan dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain. Imam Al-Qurtubi mengatakan bahwa hakikat riya adalah mencari apa yang ada di dunia dengan ibadah. Sedangkan arti asalnya adalah mencari tempat d...

Belajar Ikhlas

Disadari atau tidak, situasi saat ini memaksa kita untuk belajar kembali tentang keikhlasan. Salah satunya ikhlas untuk berdiam diri di rumah,   beribadah dari rumah (daripada mengambil resiko yang akan merepotkan orang lain ). Jika bekerja kita anggap sebagai bagian dari ibadah, saat semua dilakukan hanya dari rumah, sepertinya perlu direnungkan kembali, selama ini kita melakukan pekerjaan untuk apa? untuk siapa? seberapa besar kontribusi kita ? seberapa penting posisi kita ? seberapa penting teman kita? sejauh mana  manfaat hasil kerja kita bagi organisasi atau bagi orang lain ? apa yang harus dilakukan agar hasilnya optimal ? Sudah ikhlaskah dalam melaksanakan pekerjaan tersebut ? apakah dilakukan hanya ABS? karena ingin dipuji orang? atau karena saat bekerja di kantor bisa memanfaatkan fasilitas perusahaan? Mungkin juga karena dilihat atasan ? karena ingin  karir lebih baik? karena sebatas kewajiban ? atau boleh jadi  karena terpaksa ? Ikhlas...

Menjelang Ramadhan 1441 Hijriah

Sudah sampai dimana persiapan kita? Persiapan Rohani ? Persiapan Mental ? Persiapan Fisik ? Persiapan Ilmu ? Berharap kali ini menjadi Ramadhan yang istimewa, apalagi bagi kami yang selama ini seringkali terpaksa ifthar di dalam KRL, karena waktu tempuh perjalanan ke kantor kurang lebih 2 jam (atau 4 jam pp) Peluang shalat berjamaah bersama keluarga semakin besar Peluang saling memotivasi untuk khatam Al Qur'an , berinfaq, berdonasi dan berbuat baik lainnya Peluang menentukan dan membuat menu takjil bersama2 Peluang berbuka puasa bersama tentunya dan masih banyak lagi Semoga dimudahkan dalam pelaksanaannya Tak lupa ucapan maaf atas segala khilaf dan hal yang kurang berkenan dari kami kiranya dapat diterima dengan ikhlas Wa balighna Ramadhan Ya Rabb #dirumahaja

Mari Bicara !

Dengan banyaknya teknologi dan media yang tersedia saat ini, penerapan physical distancing tidak menjadi kendala masyarakat untuk berbicara satu sama lain (dengan catatan pulsa dan kuota juga tersedia ๐Ÿ˜). Wabah virus Covid19 yang telah menjadi pandemi di lebih dari 200 negara tentunya membuat masyarakat merasa khawatir, apalagi jika diketahui terdapat warga yang dinyatakan positif terpapar virus di lingkungan sekitar mereka. Rasa cemas dan khawatir akan makin terasa dengan bersliweran nya berbagai berita melalui media sosial yang tidak semua dijamin kebenarannya. Banyak ahli yang mengingatkan bahwa rasa cemas yang berlebihan akan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh manusia. So, cobalah membatasi bacaan/berita  yang  bersifat negatif ataupun yang akan mendorong  rasa cemas. Atau jika rasa cemas semakin mengganggu cobalah bicara dengan sahabat atau kerabat yang menurut kita  bisa membantu kita memberikan energi positif  dan membantu kita mengurangi ke...

Semesta Mendukung

Pagi ini mencoba ikut kegiatan zoominar yang difasilitasi oleh teman SMA saya, sebagai upaya menyebarkan hal positif di sekitar kita. Salah satu referensi yang disampaikan dari materi zoominar hari ini  diambil dari tulisan Yohannes Surya tentang Semesta Mendukung. Inti dari sharing kali ini adalah selalu menjaga pikiran dan hati (mind & soul) dan selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita alami. Saya pribadi  selalu menerapkan Hukum Newton (yang sudah sangat kita kenal saat pelajaran Fisika ๐Ÿ˜„) dalam bersosialisasi, yaitu Aksi = Reaksi. Kalau kita coba analogikan dalam kehidupan sehari hari, jika kita ingin mendapatkan lingkungan positif mulailah memunculkan hal positif dari diri kita. Yuk selalu sebarkan hal positif di sekitar kita , termasuk di media sosial ๐Ÿ˜ƒ.