Langsung ke konten utama

Riya' merusak Ibadah

Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia. Pergilah pada orang-orang yang kalian berbuat riya pada mereka di dunia. Apakah dapat mendapat balasan dari sisi mereka? " (HR Ahmad).
Berbicara tentang ikhlas seringkali dikaitkan dengan sifat Riya'.
Untuk mencari definisi riya', tidak perlu buka KBBI, karena riya' memang kata yang berasal dari bahasa Arab (katanya sekarang harus rajin buka kamus gaes 😁)
Pengertian riya dalam bahasa Arab riya (الرياء) berasal dari kata kerja raâ ( راءى) yang bermakna memperlihatkan. 
Riya’ dapat diartikan memperlihatkan /  memperbagus suatu amal/perbuatan dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain.

Imam Al-Qurtubi mengatakan bahwa hakikat riya adalah mencari apa yang ada di dunia dengan ibadah. Sedangkan arti asalnya adalah mencari tempat di hati manusia.

Bentuk perbuatan riya' bisa bermacam-macam, dari menampilkan amalan secara langsung di hadapan orang atau di jaman serba digital saat ini bisa melalui berbagai media sosial yang tersedia.


Mengapa kita harus waspada dengan sikap riya' ? Karena riya' termasuk salah satu penyakit yang sulit terdeteksi oleh orang lain, dan bisa jadi orang yang melakukannya sekalipun sering kali tidak menyadarinya.


Jadi apa yang bisa kita upayakan agar terhindar dari sifat riya' ? 


Mungkin bisa dimulai dengan melakukan instrospeksi diri. Periksa lagi niat kita, sebelum melakukan amalan, ibadah, atau dalam melakukan hal kebaikan lainnya.


Misalnya saat posting  moment berbagi bantuan, apa niat kita? Termasuk saat melaksanakan ibadah tentunya, pastikan kembali niat kita.


Imam Ahmad pernah ditanya seperti ini :

“Bagaimana cara niat dalam beramal?” 
Beliau menjawab, “mengatur diri jika ingin beramal, untuk tidak mengharap pujian manusia.

Karena ikhlas dan riya' itu urusan yang ada di hati manusia, tentu diperlukan bantuan  Allah SWT yang Maha Mengetahui dan Maha Membolakbalikan hati (Ya Muqollibal qulub).

Untuk itu, upaya pertama dan utama yang bisa dilakukan adalah berdoa kepada Allah SWT, berdoa agar niat ikhlas selalu tertanam di dalam hati, agar dijauhkan dari sikap riya'.


Berikut salah satu doa yang dianjurkan dari riwayat Imam Bukhari, agar terhindar dari sifat riya' :


Allahumma inni a'udzubika an usyrika bika wa ana a'lamu wa astaghfiruka lima la a’lamu.
Artinya :
" Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu di saat aku mengetahui dan aku mohon ampunan dari sesuatu yang aku tidak mengetahui "

#2ndRamadhan1441H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Japan - Part #2

Di Jepang itu  : - tidak kaya sumber daya alam - untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya Jepang harus mengimpor. Untuk itu Jepang memerlukan mata uang asing, dengan cara mengekspor barang hasil industri - industri dan teknologi yang dihasilkan harus berkualitas terbaik, sesuai prinsip Monozukuri, Kaizen dan budaya  teamwork dan saling menghargai - pada dasarnya menerapkan sistem kerja seumur hidup alias sampai dengan pensiun. Karena bekerja dalam waktu lama, maka perusahaan aktif melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (Hitozukuri) - karena sistem kerja seumur hidup ,  penerapan senioritas dan budaya senior yang harus membimbing junior, maka tidak ada kekhawatiran posisi senior diambil alih junior - posisi serikat pekerja sama dengan perusahaan, meski menuntut kenaikan gaji tetapi sangat mengerti kondisi perusahaan, sehingga tidak menuntut hal yang tidak masuk akal dan tidak bermusuhan dengan manajemen -  serikat pekerja bertugas memberikan  usulan perb...

Seberapa Yakin Allah SWT Menyukai Ibadah kita

Dialog Nabi Musa as dan Allah SWT diceritakan dalam kitab   Mukasyafatul Qulub   milik Imam Al-Ghazali. Nabi Musa  As:    Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah sholatku, dzikirku, puasaku ? Allah Swt :  Shalatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang. Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri. Nabi Musa  As: Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang Ya Allah ? Allah Swt : -- SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu. Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.

Ten Q (Questions) - Quarterly Self Talk

Mengevaluasi pencapaian target triwulanan secara kuantitatif mungkin menjadi hal yang biasa, tapi merenungi sejenak untuk merefleksi apa yang sudah kita capai bisa memberikan rasa yang luar biasa. Saya menyebutnya Ten-Q atau 10 Questions atau bisa dijuga diplesetkan menjadi Thank You. Sepuluh pertanyaan powerful yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensi diri.  Pertanyaan Ten-Q ditujukan sebagai bagian dari rasa "terima kasih" untuk diri kita yang telah berupaya sejauh ini :  1 Apa yang dirasakan sejauh ini ? 2 Apa yang sudah tercapai sejauh ini ? 3 Apa yang perlu disyukuri ? 4 Apa yang masih harus diperbaiki ? 5 Apa yang masih bisa ditingkatkan / ditambah? 6 Aktivitas apa yang direncanakan berikutnya ? 7 Siapa yang ingin dilibatkan dalam aktivitas tsb ?  8 Kapan target penyelesaian aktivitas tsb?  9 Bagaimana aktivitas tersebut bisa membantu pencapaian tujuan jangka panjang ? 10 Doa apa yang spefisik ingin dipanjatkan agar aktivitas berikutnya bisa membantu pencapa...