Masih berkaitan dengan pembahasan ikhlas, selain sifat Riya', kita juga harus waspada terhadap penyakit hati lainnya, yaitu 'Ujub.
Seperti hal nya Riya', ' Ujub juga ada di seputaran hati kita, seringkali tidak cepat sadari dan sifat yang satu ini tidak diketahui orang lain sama sekali.
Dalam bahasa Arab, 'ujub berasal dari kata 'ajaba, yang artinya kagum, takjub. Ujub bisa diartikan mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.
Menurut Imam Al Ghozali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah SWT.”
Walaupun keduanya sama sama perbuatan syirik kecil, munculnya sifat 'Ujub tidak bisa dianggap lebih remeh daripada sifat Riya'. Mengapa?
Mari kita sadari kembali,
Apa yang pernah dirasakan saat :
mendapatkan pasangan hidup yang mungkin sebelumnya diincar oleh beberapa orang, atau
menerima penghargaan atas prestasi yang diraih, atau
melihat anak-anak yang sukses atau
memiliki harta yang diimpikan karena hasil kerja keras selama ini, atau
memberikan sumbangan tetapi tidak diketahui siapapun
Seringkali yang muncul adalah perasaan hebat atas kemampuan ataupun usaha keras dari diri terbersit.
Padahal kalau saja kita paham, kehidupan yang ada di dunia ini semuanya terjadi karena ada Yang Maha Kuasa yang mengatur segalanya.
Lantas, apa yang harus dilakukan ?
Imam Syafii berkata, "Apabila kamu mengkhawatirkan sikap ujub atas amal perbuatanmu, ingatlah keridhaan Allah yang menjadi tujuan amalmu, di alam kenikmatan mana engkau hendak berlabuh dan dari siksa mana engkau hindarkan dirimu. Karena barangsiapa yang mengingat itu semua, semua amalannya akan nampak kecil di matanya".
Agar terhindar dari sifat 'Ujub, banyak ulama menyarankan agar melakukan dzikir, menyebut sifat sifat Allah, dan melakukan muhasabah. Waktu muhasabah yang tepat bisa dilakukan setelah shalat malam atau tahajud.
Di saat muhasabah, mari pertanyakan kembali kepada diri kita :
Siapakah kita?
Mengapa kita ada di dunia ?
Apa tujuan hidup di dunia ?
Apa yang penting kita lakukan selama kita hidup?
Apakah yang sudah dilakukan ?
Sehebat itu kah kita?
Bagaimana langkah yang benar dalam menjalani kehidupan fana ini?
Tak lupa menyelipkan doa agar dijauhkan dari penyakit hati , seperti yang diajarkan Rasulullaah SAW (lihat postingan tetang Riya').
#3rdRamadhan1441H
Seperti hal nya Riya', ' Ujub juga ada di seputaran hati kita, seringkali tidak cepat sadari dan sifat yang satu ini tidak diketahui orang lain sama sekali.
Dalam bahasa Arab, 'ujub berasal dari kata 'ajaba, yang artinya kagum, takjub. Ujub bisa diartikan mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.
Menurut Imam Al Ghozali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah SWT.”
Walaupun keduanya sama sama perbuatan syirik kecil, munculnya sifat 'Ujub tidak bisa dianggap lebih remeh daripada sifat Riya'. Mengapa?
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda :
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thabrani)
Selain hadits di atas Rasulullaah juga mengingatkan :
أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ
“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !” (HR Al-Baihaqi
Mari kita sadari kembali,
Apa yang pernah dirasakan saat :
mendapatkan pasangan hidup yang mungkin sebelumnya diincar oleh beberapa orang, atau
menerima penghargaan atas prestasi yang diraih, atau
melihat anak-anak yang sukses atau
memiliki harta yang diimpikan karena hasil kerja keras selama ini, atau
memberikan sumbangan tetapi tidak diketahui siapapun
Seringkali yang muncul adalah perasaan hebat atas kemampuan ataupun usaha keras dari diri terbersit.
Padahal kalau saja kita paham, kehidupan yang ada di dunia ini semuanya terjadi karena ada Yang Maha Kuasa yang mengatur segalanya.
Lantas, apa yang harus dilakukan ?
Imam Syafii berkata, "Apabila kamu mengkhawatirkan sikap ujub atas amal perbuatanmu, ingatlah keridhaan Allah yang menjadi tujuan amalmu, di alam kenikmatan mana engkau hendak berlabuh dan dari siksa mana engkau hindarkan dirimu. Karena barangsiapa yang mengingat itu semua, semua amalannya akan nampak kecil di matanya".
Agar terhindar dari sifat 'Ujub, banyak ulama menyarankan agar melakukan dzikir, menyebut sifat sifat Allah, dan melakukan muhasabah. Waktu muhasabah yang tepat bisa dilakukan setelah shalat malam atau tahajud.
Di saat muhasabah, mari pertanyakan kembali kepada diri kita :
Siapakah kita?
Mengapa kita ada di dunia ?
Apa tujuan hidup di dunia ?
Apa yang penting kita lakukan selama kita hidup?
Apakah yang sudah dilakukan ?
Sehebat itu kah kita?
Bagaimana langkah yang benar dalam menjalani kehidupan fana ini?
Tak lupa menyelipkan doa agar dijauhkan dari penyakit hati , seperti yang diajarkan Rasulullaah SAW (lihat postingan tetang Riya').
#3rdRamadhan1441H
Komentar