Langsung ke konten utama

Bahaya 'Ujub

Masih berkaitan dengan pembahasan ikhlas, selain sifat Riya', kita juga harus waspada terhadap penyakit hati lainnya, yaitu 'Ujub.

Seperti hal nya Riya', ' Ujub juga ada di seputaran hati kita, seringkali tidak cepat sadari dan sifat yang satu ini tidak diketahui orang lain sama sekali.

Dalam bahasa Arab, 'ujub berasal dari kata 'ajaba, yang artinya kagum, takjub. Ujub bisa diartikan mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.

Menurut Imam Al Ghozali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah SWT.”

Walaupun keduanya sama sama perbuatan syirik kecil, munculnya sifat 'Ujub tidak bisa dianggap lebih remeh daripada sifat Riya'. Mengapa?

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda : 

ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thabrani)

Selain hadits di atas Rasulullaah juga mengingatkan :

أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ
Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub ! ujub !” (HR Al-Baihaqi

Mari kita sadari kembali,
Apa yang pernah dirasakan saat :
mendapatkan pasangan hidup yang mungkin sebelumnya diincar oleh beberapa orang, atau
menerima penghargaan atas prestasi yang diraih, atau
melihat anak-anak yang sukses atau
memiliki harta yang diimpikan karena hasil kerja keras selama ini, atau
memberikan sumbangan tetapi tidak diketahui siapapun

Seringkali yang muncul adalah perasaan hebat atas kemampuan ataupun usaha keras dari diri terbersit.

Padahal kalau saja kita paham, kehidupan yang ada di dunia ini semuanya terjadi karena ada Yang Maha Kuasa yang mengatur segalanya.

Lantas, apa yang harus dilakukan ?

Imam Syafii berkata, "Apabila kamu mengkhawatirkan sikap ujub atas amal perbuatanmu, ingatlah keridhaan Allah yang menjadi tujuan amalmu, di alam kenikmatan mana engkau hendak berlabuh dan dari siksa mana engkau hindarkan dirimu. Karena barangsiapa yang mengingat itu semua, semua amalannya akan nampak kecil di matanya".

Agar terhindar dari sifat 'Ujub, banyak ulama menyarankan agar melakukan dzikir, menyebut sifat sifat Allah, dan melakukan muhasabah. Waktu muhasabah yang tepat bisa dilakukan setelah shalat malam atau tahajud.

Di saat muhasabah, mari pertanyakan kembali kepada diri kita :
Siapakah kita?
Mengapa kita ada di dunia ?
Apa tujuan hidup di dunia ?
Apa yang penting kita lakukan selama kita hidup?
Apakah yang sudah dilakukan ?
Sehebat itu kah kita?
Bagaimana langkah yang benar dalam menjalani kehidupan fana ini?

Tak lupa menyelipkan doa agar dijauhkan dari penyakit hati , seperti yang diajarkan Rasulullaah SAW (lihat postingan tetang Riya').

#3rdRamadhan1441H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Japan - Part #2

Di Jepang itu  : - tidak kaya sumber daya alam - untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya Jepang harus mengimpor. Untuk itu Jepang memerlukan mata uang asing, dengan cara mengekspor barang hasil industri - industri dan teknologi yang dihasilkan harus berkualitas terbaik, sesuai prinsip Monozukuri, Kaizen dan budaya  teamwork dan saling menghargai - pada dasarnya menerapkan sistem kerja seumur hidup alias sampai dengan pensiun. Karena bekerja dalam waktu lama, maka perusahaan aktif melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (Hitozukuri) - karena sistem kerja seumur hidup ,  penerapan senioritas dan budaya senior yang harus membimbing junior, maka tidak ada kekhawatiran posisi senior diambil alih junior - posisi serikat pekerja sama dengan perusahaan, meski menuntut kenaikan gaji tetapi sangat mengerti kondisi perusahaan, sehingga tidak menuntut hal yang tidak masuk akal dan tidak bermusuhan dengan manajemen -  serikat pekerja bertugas memberikan  usulan perb...

Seberapa Yakin Allah SWT Menyukai Ibadah kita

Dialog Nabi Musa as dan Allah SWT diceritakan dalam kitab   Mukasyafatul Qulub   milik Imam Al-Ghazali. Nabi Musa  As:    Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah sholatku, dzikirku, puasaku ? Allah Swt :  Shalatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang. Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri. Nabi Musa  As: Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang Ya Allah ? Allah Swt : -- SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu. Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.

Ten Q (Questions) - Quarterly Self Talk

Mengevaluasi pencapaian target triwulanan secara kuantitatif mungkin menjadi hal yang biasa, tapi merenungi sejenak untuk merefleksi apa yang sudah kita capai bisa memberikan rasa yang luar biasa. Saya menyebutnya Ten-Q atau 10 Questions atau bisa dijuga diplesetkan menjadi Thank You. Sepuluh pertanyaan powerful yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensi diri.  Pertanyaan Ten-Q ditujukan sebagai bagian dari rasa "terima kasih" untuk diri kita yang telah berupaya sejauh ini :  1 Apa yang dirasakan sejauh ini ? 2 Apa yang sudah tercapai sejauh ini ? 3 Apa yang perlu disyukuri ? 4 Apa yang masih harus diperbaiki ? 5 Apa yang masih bisa ditingkatkan / ditambah? 6 Aktivitas apa yang direncanakan berikutnya ? 7 Siapa yang ingin dilibatkan dalam aktivitas tsb ?  8 Kapan target penyelesaian aktivitas tsb?  9 Bagaimana aktivitas tersebut bisa membantu pencapaian tujuan jangka panjang ? 10 Doa apa yang spefisik ingin dipanjatkan agar aktivitas berikutnya bisa membantu pencapa...