Langsung ke konten utama

Nihon Trip - 1 : Bersih dan Serba Otomatis


Menutup akhir Tahun 2022, saya ingin berbagi pengalaman dan pembelajaran yang didapat selama melakukan perjalanan ke negeri Sakura, dalam beberapa postingan. Selain karena tergantung mood 🤭, juga supaya minasan ga merasa bosan baca tulisan yang terlalu panjang #alasanbanget.

Cerita kita mulai dari perjalanan menggunakan Maskapai tercinta Garuda Indonesia. Kenapa memilih naik maskapai ini? Selain masih sebagai maskapai terbaik dan termahal di negara ini (ada layanan ada harga yaa kaan) alasan utama lainnya adalah 

Pertama, lebih murah dari rencana awal untuk naik Singapore Airlines. Seberapa murah? Murah bangeutlah, wong pesannya 6  bulan sebelumnya 😁

Kedua, tidak perlu transit

Ketiga, ga pusing urusan makanan, karena di maskapai lain kita harus meminta makanan halal atau at least vegetarian food

Perjalanan dimulai tengah malam WIB dan praktis tinggal tidur, dan bangun di waktu kira2 masih masuk waktu shubuh (kurang lebih lah). Tidur nyenyak? Tentu tidak, terganggu dengan pembagian snack (langsung masuk tas karena mata sudah 5 watt) dan keinginan ke toilet (4 kali sepertinya)  efek sebelumnya banyak minum dan suhu di dalam pesawat yang dingin untuk ukuran saya yang ndeso ga pernah tahan AC.

Bangun pagi disuguhkan dengan sarapan khas di dalam pesawat, sambil menikmati pemandangan di luar jendela yang sudah menunjukkan cuaca cerah dan matahari sudah mulai bersinar.

Mendekati Haneda Airport, terlihat  Gunung Fuji dari kejauhan dengan anggunnya. Penampakan khas Gunung Fuji yang biasa kami lihat dalam bentuk gambar di berbagai media,  yang di bagian puncaknya seakan2 selalu diselimuti salju tebal. Masyaa Allah, saking gemesnya dan harunya karena akhirnya bisa melihat langsung Gunung Fuji buru2 tangan merogoh smartphone untuk mengabadikannya  dan salah satu hasilnya bisa dilihat di bagian awal tulisan ini 😉.

Tepat pukul 5.44 WIB atau pukul 7.44 waktu Haneda, pesawat mendarat dengan mulus (Alhamdulillaah)

Jarak dari gate tempat turun pesawat ke bagian imigrasi rupanya lumayan jauh, sepertinya posisi gate menuju  parkir pesawat hampir paling ujung. Untungnya travelator a.k.a eskalator datar tersedia berdekatan, sehingga kaki tidak perlu effort lebih alias teu cangkeul 😁.

Di dalam gedung bandara udara dingin belum terasa menusuk, padahal saat itu cuaca di luar tercatat di bawah 15 derajat, yang  muncul di pikiran masih mirip lah dengan udara di lembang dan puncak di pagi hari 😁.

Alhamdulillaah berkat persiapan mengisi form Fast Track Quarantine melalui Visit Japan Web https://www.vjw.digital.go.jp/main/#/vjwplo001, proses menuju ke meja imigrasi pun berjalan sangat lancar. Barcode yang muncul dari hasil pengisian form tersebut, ditukarkan dengan kertas merah yang menyatakan kondisi badan kami layak untuk masuk ke negara ini karena sudah melaksanakan 3x vaksin covid dan untuk anak saya yang usia 17 tahun walau baru 2x vaksin , sudah dilengkapi dengan hasil Test PCR yang berlaku 72 jam.

Saking cepatnya proses di imigrasi dan tinggal menunggu bagasi, adek kami yang akan menjemput masih dalam perjalanan, dan tidak menyangka akan secepat itu 🤭. Ternyata masih banyak para wisatawan yang belum memahami persyaratan Fast Track Quarantine tsb. Selama ini proses pengisian form Fast Track dilakukan melalui aplikasi My SoS, tetap sejak awal November berlaku peraturan baru dari pemerintah Jepang, bahwa penggunaan My SoS perlahan beralih ke link visit japan web tadi (tersedia apps nya tapi bukan diinstall dari playstore, tetapi didownload dari info yang muncul di link visit japan web tsb).

Masih banyak turis yang tidak paham tentang kemudahan pengisian Fast Track Quarantine,  sehingga saat turun pesawat banyak yang kebingungan, bahkan masih berpikir untuk mencari  wifi. Sedangkan kami sebelum ke bandara sudah melengkapi kebutuhan roaming melalui My Tsel apps (hati2 paragraf ini mengandung iklan 🤣) dan mengisi form Fast Track 1 hari sebelum keberangkatan.

Pengambilan bagasi selesai, sambil menunggu adik ipar datang menjemput,  saya dan anak bergantian ke toilet, daaan new experience begins at airport toilet 🤣. Kenapa? Bayangkan masuk ke toilet disuguhkan dengan peralatan pengolah air dan berbagai tombol 🙈. Mulai terasa nih khas Jepangnya, semua dibuat serba otomatis agar memberikan kenyamanan buat penggunanya.

New experience lainnya yang selalu membuat saya penasaran selama ini adalah tentang Kebersihan. Tau dong standar kebersihan masyarakat negara kita seperti apa. Buat saya yang suka banget dengan sesuatu yang bersih dan rapi, melihat situasi di  Jepang yang kebersihannya selalu terjaga menjadi kebahagiaan tersendiri.

Tak lama setelah dari toilet, adik ipar pun datang, dan menawarkan membeli minum. Penawaran awal adalah kopi di stand Tulley dekat situ, tetapi karena yang dibutuhkan adalah air mineral, atau minuman hangat seperti teh, akhirnya adik ipar membelikannya di vending machine. Amazing, di Jepang itu setiap lokasi sepertinya tersedia vending machine yang menyediakan aneka minuman. Tapi tetap dicek kehalalannya yah gaes. Dan sebagai penggemar teh apalagi di cuaca dingin, tentu saja pilihan selalu jatuh kepada ocha panas 😁. Alasan lainnya , air mineral yang tersedia di vending machine defaultnya dalam kondisi dingin (Ga matching kan ya dengan udara yang dingin).

Sampailah kami ke bagian tempat antri Taxi. Bentuk Taxi pun lucu , minimalis tapi ternyata muat untuk beberapa koper dan 3 penumpang di kursi bagian tengah. Ga usah repot buka dan tutup pintu taksi yah, semua sudah otomatis 😁 (kecuali bagian bagasi).

Mostly supir taxi di sana berumur, memakai jas, bersarung tangan putih dan tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi, selalu siap sedia alamat yg jelas yah (untuk alamat rumah pastikan informasi lengkap sa nama kota, sa kode area, sa kodepos) dan ubah gmap ke dalam bahasa jepang (biar doi kebayang daerah nya 🤣). 

Bukan hanya di toko, pembayaran dengan uang cash di dalam taksi pun hanya bisa diberikan di atas nampan khusus. Di situasi pandemi covid cara seperti ini sangat membantu untuk mencegah penularan virus karena sangat jarang proses interaksi yang bersentuhan langsung dengan customer.

Perjalanan dari Haneda ke kediaman adik dan ponakan2 di Setagaya-Ku cukup jauh, tetapi karena hari itu adalah hari minggu, jalanan cukup lengang, sehingga perjalanan pun lancar jaya.

Alhamdulillaah....akhirnya kami pun bertemu Mama yang sudah 1,5 bulan di sana, adik bungsu yang baru melahirkan , ponakan ponakan kezheyengen dan ponakan kelahiran jepun yang baru berusia 5 minggu 😘

#TripToJapan

#JagaKebersihan 

#JagaKenyamanan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Japan - Part #2

Di Jepang itu  : - tidak kaya sumber daya alam - untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya Jepang harus mengimpor. Untuk itu Jepang memerlukan mata uang asing, dengan cara mengekspor barang hasil industri - industri dan teknologi yang dihasilkan harus berkualitas terbaik, sesuai prinsip Monozukuri, Kaizen dan budaya  teamwork dan saling menghargai - pada dasarnya menerapkan sistem kerja seumur hidup alias sampai dengan pensiun. Karena bekerja dalam waktu lama, maka perusahaan aktif melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (Hitozukuri) - karena sistem kerja seumur hidup ,  penerapan senioritas dan budaya senior yang harus membimbing junior, maka tidak ada kekhawatiran posisi senior diambil alih junior - posisi serikat pekerja sama dengan perusahaan, meski menuntut kenaikan gaji tetapi sangat mengerti kondisi perusahaan, sehingga tidak menuntut hal yang tidak masuk akal dan tidak bermusuhan dengan manajemen -  serikat pekerja bertugas memberikan  usulan perb...

Seberapa Yakin Allah SWT Menyukai Ibadah kita

Dialog Nabi Musa as dan Allah SWT diceritakan dalam kitab   Mukasyafatul Qulub   milik Imam Al-Ghazali. Nabi Musa  As:    Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah sholatku, dzikirku, puasaku ? Allah Swt :  Shalatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang. Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri. Nabi Musa  As: Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang Ya Allah ? Allah Swt : -- SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu. Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.

Ten Q (Questions) - Quarterly Self Talk

Mengevaluasi pencapaian target triwulanan secara kuantitatif mungkin menjadi hal yang biasa, tapi merenungi sejenak untuk merefleksi apa yang sudah kita capai bisa memberikan rasa yang luar biasa. Saya menyebutnya Ten-Q atau 10 Questions atau bisa dijuga diplesetkan menjadi Thank You. Sepuluh pertanyaan powerful yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensi diri.  Pertanyaan Ten-Q ditujukan sebagai bagian dari rasa "terima kasih" untuk diri kita yang telah berupaya sejauh ini :  1 Apa yang dirasakan sejauh ini ? 2 Apa yang sudah tercapai sejauh ini ? 3 Apa yang perlu disyukuri ? 4 Apa yang masih harus diperbaiki ? 5 Apa yang masih bisa ditingkatkan / ditambah? 6 Aktivitas apa yang direncanakan berikutnya ? 7 Siapa yang ingin dilibatkan dalam aktivitas tsb ?  8 Kapan target penyelesaian aktivitas tsb?  9 Bagaimana aktivitas tersebut bisa membantu pencapaian tujuan jangka panjang ? 10 Doa apa yang spefisik ingin dipanjatkan agar aktivitas berikutnya bisa membantu pencapa...