Langsung ke konten utama

Membangun Kepercayaan


Building trust doesn’t happen overnight. Betul kah?

Pernahkah merasa "insecure" saat bertemu seseorang? Apa yang menyebabkan perasaan itu muncul ?

Jika kita sudah mengenal orang tersebut, boleh jadi karena kita pernah mendengar hal yang negatif tentangnya atau pernah melihat prilaku yang menurut kita kurang sesuai dengan prinsip kita.

Bagaimana jika bertemu orang yang belum  kita kenal ? Apa yang bisa memunculkan rasa insecure? Boleh jadi dari cara berpakaian yang tidak sesuai tema acara, atau  bisa juga dari cara atau penggunaan bahasa orang tersebut saat berkomunikasi dengan orang lain.

Padahal, mungkin saja ada hal yang tidak kita ketahui yang menyebabkan orang tersebut berperilaku seperti itu.

Membangun kepercayaan merupakan tahap awal yang penting  dalam berkomunikasi dan  membangun relationship.

Seberapa besar dan apa saja upaya yang harus dilakukan untuk membangun kepercayaan ?

Tentunya sangat tergantung pribadi masing-masing orang. Namun  berdasarkan referensi yang ada, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan saat membangun  kepercayaan :

- Cobalah memahami mengapa kita perlu membangun kepercayaan
- Bersikap jujur dan juga terbuka (no hidden agenda)
- Akui kesalahan
- Ekpresikan diri sesuai situasi
- Jadilah orang yang bermanfaat buat orang sekitar
- Peduli, mudah memberikan bantuan tanpa diminta
- Memiliki prinsip / nilai pribadi yang kuat (strong personal value) tidak mudah mengikuti arus atau menjadi "Yes Man"
- Berpikir dan berprilaku positif
- Berkomunikasi secara efektif, termasuk di dalamnya kemampuan mendengarkan (Listening)
- Merealisasikan komitmen

Melihat penjelasan langkah-langkah di atas, bisa disimpulkan ternyata diperlukan waktu dan pembiasaan untuk membangun suatu kepercayaan, apalagi jika ingin reputasi "Being Trusted" bertahan lama.

Sulit? Dicoba dulu kali ya πŸ˜ƒ
Yang penting, enjoy the process πŸ˜‰

#buildingtrust #selfgrowthjourney

Tulisan ini sudah diposting di Bulan November Tahun 2022 di akun pribadi Linked In

Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Japan - Part #2

Di Jepang itu  : - tidak kaya sumber daya alam - untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya Jepang harus mengimpor. Untuk itu Jepang memerlukan mata uang asing, dengan cara mengekspor barang hasil industri - industri dan teknologi yang dihasilkan harus berkualitas terbaik, sesuai prinsip Monozukuri, Kaizen dan budaya  teamwork dan saling menghargai - pada dasarnya menerapkan sistem kerja seumur hidup alias sampai dengan pensiun. Karena bekerja dalam waktu lama, maka perusahaan aktif melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (Hitozukuri) - karena sistem kerja seumur hidup ,  penerapan senioritas dan budaya senior yang harus membimbing junior, maka tidak ada kekhawatiran posisi senior diambil alih junior - posisi serikat pekerja sama dengan perusahaan, meski menuntut kenaikan gaji tetapi sangat mengerti kondisi perusahaan, sehingga tidak menuntut hal yang tidak masuk akal dan tidak bermusuhan dengan manajemen -  serikat pekerja bertugas memberikan  usulan perb...

Seberapa Yakin Allah SWT Menyukai Ibadah kita

Dialog Nabi Musa as dan Allah SWT diceritakan dalam kitab   Mukasyafatul Qulub   milik Imam Al-Ghazali. Nabi Musa  As:    Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah sholatku, dzikirku, puasaku ? Allah Swt :  Shalatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang. Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri. Nabi Musa  As: Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang Ya Allah ? Allah Swt : -- SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu. Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.

Ten Q (Questions) - Quarterly Self Talk

Mengevaluasi pencapaian target triwulanan secara kuantitatif mungkin menjadi hal yang biasa, tapi merenungi sejenak untuk merefleksi apa yang sudah kita capai bisa memberikan rasa yang luar biasa. Saya menyebutnya Ten-Q atau 10 Questions atau bisa dijuga diplesetkan menjadi Thank You. Sepuluh pertanyaan powerful yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensi diri.  Pertanyaan Ten-Q ditujukan sebagai bagian dari rasa "terima kasih" untuk diri kita yang telah berupaya sejauh ini :  1 Apa yang dirasakan sejauh ini ? 2 Apa yang sudah tercapai sejauh ini ? 3 Apa yang perlu disyukuri ? 4 Apa yang masih harus diperbaiki ? 5 Apa yang masih bisa ditingkatkan / ditambah? 6 Aktivitas apa yang direncanakan berikutnya ? 7 Siapa yang ingin dilibatkan dalam aktivitas tsb ?  8 Kapan target penyelesaian aktivitas tsb?  9 Bagaimana aktivitas tersebut bisa membantu pencapaian tujuan jangka panjang ? 10 Doa apa yang spefisik ingin dipanjatkan agar aktivitas berikutnya bisa membantu pencapa...