Hari pertama tinggal di apato (apartment) adik di Setagaya-ku, saya langsung menikmati pemandangan taman bermain dan lapangan tenis dari balik jendela apato . Saat itu sudah di akhir musim gugur (Autumn), alam menyuguhkan pemandangan daun yang menguning dan berguguran ditiup angin, pemandangan yang belum pernah saya dapatkan yang membuat mata terlena 🥰.
Udara kering dan semilir angin yang dingin yang sudah diprediksi membuat saya menyiapkan pelembab wajah dan tangan yang biasa digunakan saat menjalani Umroh.
Setelah bercengkrama beberapa jam, dan beristirahat sebentar, ba'da maghrib kami diajak menikmati makanan chinese food halal. Kebetulan saat itu jam 16.30 sudah masuk waktu maghrib.
Pengalaman baru lainnya saya rasakan kembali. Bis menjadi transportasi yang digunakan di sekitar tempat tinggal, walau lebar jalanan terbilang kecil (standar jalan di lingkungan rumah penduduk lah).
Ukuran bus tidak besar, namun dilengkapi tempat untuk tap kartu dan tempat memasukan uang koin di dekat pintu masuk, di samping driver bis. Setingan kursi hampir mirip dengan busway , ada tempat duduk, ada space untuk berdiri. Di atas kaca depan bis dilengkapi monitor yang menunjukkan halte terdekat yang akan dilalui dan satu halte berikutnya. Bersyukur di area ini monitor bukan hanya dilengkapi tulisan dalam bentuk huruf kanji dan announcer berbahasa Nihongo tetapi juga sudah dilengkapi tulisan latin dan announcer berbahasa Inggris. Sungguh sangat memudahkan turis mandiri mengeksplore lokasi-lokasi yang ingin dikunjungi menggunakan public transportation.
Di dekat tempat duduk , tempat berdiri dan jendela bis tersedia tombol stop. Bis hanya akan berhenti di halte jika ada penumpang menekan tombol stop sebelum sampai di halte yang akan dilewati.
Sampailah kami di stasiun kereta terdekat Jiyugaoka. Sebelum naik kereta kami membeli kartu yang bisa digunakan untuk naek kereta ke berbagai jurusan dan bis. Kartu juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran saat membeli minuman di beberapa vending machine yang menyediakan logo yang sama dengan jenis kartu yang kita gunakan. Kebetulan kartu saya dan anak saya berbeda. Saya menggunakan kartu Suica , sedangkan anak saya menggunakan Pasmo.
Pembelian kartu tentu saja menggunakan mesin. Mesin sudah dilengkapi dengan menu berbahasa Inggris untuk kemudahan wisatawan mancanegara berbahasa Inggris (Pilih menu International). ID passpor diperlukan saat pembelian kartu atau tiket. Sedangkan untuk top up kita tinggal memasukan uang kertas yang sesuai dengan kebutuhan.
Sambil menunggu kereta yang akan kita naiki, adik menjelaskan, bahwa ada 3 jenis kereta yang perlu diperhatikan saat naik. Ada kereta Local yang berhenti di setiap stasiun (tulisan warna biru) , ada kereta Express yang berhenti di stasiun tertentu saja (tulisan warna merah), ada kereta semi Express yang berhenti di beberapa stasiun yang jumlahnya lebih banyak dari kereta Express (tulisan warna orange). Pelajaran baru lagi kan 😅. Info lengkap jenis kereta dan rute bisa di baca di link berikut
https://www.tokyometro.jp/lang_en/station/index.html
Walau saya orang yang terbiasa (hobby tepatnya) menggunakan public transportation, tetap keder juga melihat peta jalur kereta yang ada di Tokyo ini , sangat banyak jenisnya dan komplek. Jadi bagaimana cara turis cari tau kereta apa dan jalur mana yang akan dilalui? Selama hape nyala dan bisa akses Gmap , everything is ok Beib. So make sure batere hape aman yaa selama perjalanan. Pengalaman menggunakan roaming Tsel di sana sama sekali tidak ada kendala, bahkan saat menggunakan transportasi di subway alias bawah tanah banget.
Meski komplek namun saya merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan public transportasi di sana. Kenapa?
Pertama, info Gmap update dengan kondisi transportasi. Jika memang ada delay, akan terinfokan delay di Gmap.
Kedua, info rute yang disediakan Gmap dilengkapi dengan gate terdekat dengan lokasi kita naik maupun lokasi kita turun, gerbong terdekat dengan gate , jadwal kereta, jenis kereta, alternatif rute kereta, lokasi peron naik dan turun
Ketiga, seperti hal nya di dalam bis , di atas pintu masuk di dalam kereta dilengkapi monitor dengan tulisan kanji , announcer bahasa jepang dan juga tulisan latin dengan announcer bahasa Inggris ,secara bergantian , untuk menginfokan dimana kereta akan berhenti di stasiun berikutnya. Eits tapi gmap tetap ditengok2 yaa, karena ada juga kereta yang tidak dilengkapi monitor , atau hanya announcer dalam bahasa Jepang. Pasang mata dan telinga baik2 hehe.
Keempat, suasana di dalam bis dan kereta yang nyaman karena tidak ada orang yang berbicara. Bener2 senyap. Kalau pun ada yang berbicara biasanya hanya seperlunya saat akan keluar masuk kereta atau bis dan suaranya pun relatif pelan. Anak bungsu saya sampai berkomentar, enak ya di sini, ga ada orang yang bersuara keras ðŸ¤.
Kelima, setiap peron dan halte dilengkapi papan informasi yang menunjukan jenis, rute kereta / bis, dan tempat yang penting atau yang biasa dikunjungi di sekitarnya. Terkadang info, peta dan petunjuk arah juga tersedia di tiang tiang bangunan di sekitar peron atau gedung stasiun.
Keenam, buat yang lapar atau haus ga perlu khawatir, stasiun dilengkapi mini mart atau minimal vending machine. Bagi muslim pastikan membeli makanan dan minuman yang muslim friendy yah syukur2 ada logo halalnya. Insyaa Allah saat ini sudah banyak makananan minuman halal walau hanya tersedia di beberapa lokasi. Jika sudah berbekal kue atau cemilan dari tanah air ya dibawa saja, tapi pastikan makan di tempat yang memang boleh untuk menyantap makanan / minuman, bukan di dalam bis ataupun kereta yaa. Pastikan juga membuang sampah sesuai peruntukannya, misal untuk kaleng atau botol minuman tersedia tempat sampah tersendiri
So, buat yang berwisata ke Japan, ga perlu khawatir ya, yang penting rajin2 lah baca peta dan info apapun di sekitar kita 😃. Pahami kebiasaan orang setempat and Enjoy the Trip 😉
#TripToJapan
#AyoJalanKaki
#AyoNaikTransportasiUmum
Komentar