Jepang sejak lama dikenal akan budaya disiplin dan tepat waktu dalam segala hal. Hal ini sangat kami rasakan saat berada di sana, dan buat saya yang menjunjung tinggi kedisiplinan, hal ini menjadi hal yang menyenangkan untuk dinikmati karena merasakan kemudahan sebagai hasil dari kebiasaan tersebut.
Ketepatan waktu bukan hanya pada jadwal bis, kereta, shinkansen, tetapi juga termasuk di dalamnya jadwal buka tutup toko dan resto 😃. Untuk jadwal bis biasanya tersedia di standing board tempat kita naik, atau di papan informasi untuk halte yang ada tempat berteduh (biasa dilengkapi kursi).
Antrian panjang menjadi pemandangan umum yang terlihat di sana. Antrian naik bis, naik kereta, naik taksi, pembelian atau isi ulang kartu kereta, pembayaran di kasir, penggunaan vending machine, kedai makanan (biasanya antrian panjang ditemukan saat pembukaan gerai produk makanan baru 😅) bahkan saat pembelian popcorn semua dilakukan dengan tertib. Mungkin karena sudah terbiasa melakukan antrian, tidak pernah terlihat wajah-wajah kesal atas antrian yang panjang 😁.
Restoran atau kedai makanan buka dalam dua kali waktu, biasanya mulai dibuka jam 11 sd jam 14, kemudian mereka tutup, dan buka lagi jam 17 sd jam 21 malam. Tujuan penutupan di siang hari adalah agar ada kesempatan pegawainya beristirahat, belanja bahan masakan, atau menghitung pendapatan.
Jika kita masuk ke dalam resto 30 menit sebelum tutup, resto biasanya menyarankan untuk dibungkus (di sana biasa disebut "take out") . Adapun jika kita masih makan kira2 di waktu yang mepet dengan waktu tutup resto, mereka tidak sungkan membereskan barang2, termasuk piring2 kita yang sudah kosong meski kita masih menikmati sisa makanan dan minuman lainnya, termasuk menyodorkan tagihan makanan yang sudah kita pesan 🤭.
Beberapa restoran ternama juga mensyaratkan untuk reservasi terlebih dahulu. Untuk itu, penting bagi para turis yang akan makan di restoran melakukan cek terlebih dahulu via Mbah Google, jam operasi restoran, perhatikan juga jika ada tulisan "close soon", biasanya memang mereka tidak menerima pelanggan lagi walau jadwal tutup masih sekitar 30 menit lagi.
Kami pernah merasakan hal tersebut saat berkunjung ke Hiroshima. Kami merencanakan mencoba makanan khas daerah sana yaitu Okonomiyaki yang halal. Saat cek via Google memang sudah muncul tulisan "closes soon" padahal masih ada waktu 30 menit menuju jam 14, dan kami optimis 5 menit lagi sampai di lokasi. Namun sayangnya sesampai di sana, resto sudah benar2 tutup walau jadwal tutup masih 25 menit lagi. Akhirnya kami mencari tempat makan lain yang jadwal tutupnya di pukul 15.Alhamdulillaah walau terpakai makan menu Asia Barat lagi, tak apalah sudah kelaparan juga 😄. Alhamdulillaah lokasinya pun tidak jauh dari Peace Memorial Park, tempat jatuhnya bom Hiroshima saat Perang Dunia ke 2.
Selain hal yang saya ceritakan di atas, disiplin juga kami temukan saat menaiki tangga maupun eskalator. Perhatikan di sisi mana mereka biasa berdiri, karena di beberapa lokasi warganya terbiasa berdiri di eskalator di sebelah kiri, tetapi ada juga lokasi lain , pengguna eskalator berdiri di sebelah kanan. Jalur sisi yang kosong diperuntukkan bagi orang yang terburu-buru.
Jangan harap bisa memanggil taksi di sembarang tempat ya 😃, seperti juga di beberapa negara, kota-kota di Jepang menyediakan tempat khusus bagi yang membutuhkan Taksi. Jika tidak menemukan titik yang bertuliskan "Taxi", jangan sungkan bertanya.
Sedikit tips, jika membutuhkan informasi yang dibutuhkam, saya biasanya mencari hotel terdekat agar bisa bertanya ke bagian receptionist, paling tidak petugas receptionist bisa dan paham sedikit2 bahasa Inggris a.k.a Eigo dalam bahasa Nihongo, bukankah mereka juga terbiasa melayani turis mancanegara yang menginap di hotel itu 🤭.
Inga inga ! Pahami dan hormati budaya setempat sebelum melakukan aktivitas 😉.
Komentar