Jepang terdiri dari 47 perfektur (todofuken) yang dikelompokkan menjadi 8 region (ChihΓ΅). Tokyo, merupakan kota terbesar, dan kita kenal sebagai ibukota negara Jepang. Di benak saya ibukota itu ya menunjukkan suatu kota saja. Tapi ternyata Tokyo adalah salah satu perfektur di bawah region Kanto.
Tokyo terdiri dari 23 special wards, 26 kota (city), 1 distrik dan 4 sub perfektur. Penjelasan lebih rinci silakan cek di Wikipedia π.
Terdapat dua bandara besar di Tokyo, Narita dan Haneda. Kami memilih mendarat di Haneda karena lebih dekat ke lokasi tempat tinggal adek di Setagaya-Ku. Setagaya-Ku merupakan salah satu special wards yang ada di perfektur Tokyo.
Selama seminggu lebih di Tokyo, belum semua lokasi bisa kami kunjungi. Maklum saat kami ke sana , bersamaan dengan jadwal Ujian Akhir Semester Ganjil anak bungsu saya. Alhamdulillaah gurunya memperkenankan anak kami mengikuti tes secara online karena murid lain pun walau hadir di kelas, soal yang dikerjakan tetap menggunakan akses online. Saya berani mengambil keputusan ini karena saya yakin akan kemampuan anak kami. Terbukti saat pembagian rapor, anak kami masih menempati rangking pertama π€©.
Akibat perbedaan waktu selama 2 jam, maka anak kami baru mengikuti ujian di pukul 10 sd 12 pagi waktu Tokyo. Adapun waktu dzuhur di sana saat itu di pukul 11.30an, waktu ashar pukul 14.30an dan waktu maghrib di pukul 16.30an. Praktis kami baru bisa jalan menikmati kota Tokyo setelah makan siang dan waktu dzuhur, yaa kira2 di pukul 13 lah.
Prakiraan cuaca menjadi sangat penting untuk disimak selama di Jepang, karena terkadang suhu udara setiap harinya bisa berubah dratis Suhu udara saat pagi selama kami di sana berada di bawah 10 derajat. Saat siang mulai naik di atas 10 derajat. Cuaca relatif cerah, hanya 1 - 2 hari kami merasakan mendung dan hujan sesuai prakiraan cuaca.
Target saya pribadi jalan-jalan di kota ini, salah satunya adalah ingin melihat masjid dan mushala π. Setiap malam saya mencoba menyiapkan rencan perjalanan di hari berikutnya. Dari rencana awal, tidak semua berjalan sesuai rencana. Namanya juga jalan mandiri, pake nyasar2 dikit lah biar seru π.
Akses transportasi dari rumah adek relatif mudah walau harus ditempuh dulu dengan berjalan kaki. Tapi kami tetap menikmatinya, karena kebersihan dan kenyaman lingkungan yang dilalui, plus sebagai usaha meningkatkan suhu tubuh juga cuy.
Shinjuku - Ginza
Di area Shinjuku kami hanya mampir ke JR East Travel Service Center, untuk mengambil tiket JR Pass yang sudah dibooking oleh adek. Supaya flexible dan ga rugi, kami mengambil paket JR Pass 7 Days. Tiket bukan hanya bisa digunakan untuk akses ke area peron kereta subway, tetapi juga untuk akses ke stasiun shinkansen.
Penggunaan tiket JR Pass bukan di tap seperti kartu kereta lainnya , tetapi dimasukkan ke lubang yang tersedia, dan harus segera diambil, kalau tidak, mesin akan memakan tiket dalam waktu beberapa detik saja.
Sebetulnya Shinjuku dan Ginza menjadi lokasi syurga belanja wisatawan. Tetapi karena kami memang tidak niat belanja, jadi kami tidak eksplore (red : keliling area sana dengan berjalan kaki).
Hari itu kami ke Shinjuku - Ginza menggunakan kendaraan milik teman adek yang juga merupakan tour guide. Dan kami baru mulai jalan di siang hari. Jadi, kami manfaatkan saja untuk keliling ke Waseda University dan University of Tokyo dan melihat suasana kampus dari dalam mobil.
Setelah keliling area kampus, kami mampir ke Masjid Asakusa untuk melaksanakan shalat ashar dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Asakusa Temple.
Asakusa Temple
Merupakan area tempat ibadah penganut agama Budha. Memasuki area temple kita akan disuguhkan dengan gapura berornamen khas japan. Area masuk atau pelataran kuil dipenuhi dengan sederetan kedai yang menjajakan berbagai souvenir khas Jepang (walau banyak yang made in China), kaos tulisan Jepang, dan juga cemilan khas Jepang. Beberapa cemilan yang dijual mereka klaim muslim friendly karena mengandung bahan-bahan yang aman dikonsumsi penganut agama Islam.
Cemilan muslim friendly yang kami beli memiliki bentuk dan rasa mirip dengan seperti cemilan di Indonesia, seperti tengteng , dan kue bolu seperti bolu aceh tetapi berisi pasta kacang merah.
Yang membuat cemilan ini menarik untuk dibeli adalah ukuran makanan yang imut dibungkus plastik lucu. Honestly, kemasan cemilan di sana selalu lucu dan terbungkus rapi , sampai2 ada yang dibungkus seperti kado. Telaten sih , tapi menghasilkan banyak sampah plastik pembungkus π.
Karena kami sampai di sana sudah memasuki waktu maghrib, suasana pun meriah dengan hadirnya lampu - lampu.
Nampak dari kejauhan , Tokyo Sky Tower yang menyala dengan megah. Kami tidak sempat ke sana, tapi cukup berfoto dengan latar Tokyo Sky Tower π di area Asakusa Temple.
Perjalanan dilanjutkan ke Panga, restoran yang menyediakan wagyu halal. Sejenak kami menikmati makan malam di sana.
Aqualine Tunnel - Tokyo Bay Aqualine
Setelah kenyang, biasa hati juga senang. Setelah makan malam, perjalanan dilanjutkan ke area Aqualine Tunnel yang merupakan terowongan yang dibangun sekitar 5 meter di bawah laut, sebagai salah satu alternatif jalur ke area Chiba.
Terowongan ini juga mengarahkan kami ke Tokyo Bay Aqualine, semacam rest area yang ada di tengah laut π. Sayangnya karena sudah malam, penampakan sekitar hanya suasana gelap dihiasi lampu lampu di sekitar rest area.
Jangan membayangkan rest area seperti di tol ya. Bangunan rest area ini dibuat seakan-akan kita berada di deck kapal besar. Terdiri dari 4 lantai dengan suasana seperti mall. Lokadi ini diisi dengan berbagai resto, mini market dan tempat penjualan souvenir atau oleh-oleh. Terdapat juga area terbuka di lantai paling atas.
Tidak berlama-lama kami di sana karena waktu sudah malam dan angin laut di malam hari terasa dingin yang menusuk.
Shibuya
Terkenal sebagai area persimpangan dengan zebra cross yang sangat ramai. Di area ini terdapat banyak Mal, tempat belanja outlet pakaian merk terkenal, dan tersebar cafe dan restoran di berbagai tempat.
Salah satu spot yang terkenal di sana adalah patung anjing Hachiko. Kenapa spot ini terkenal dan menjadi icon area Shibuya? Anjing Hachiko dikenal sebagai hewan yang sangat loyal kepada pemiliknya padahal pemiliknya sudah tiada. Hachiko biasa menunggu Ueno sang pemilik pulang bekerja di area stasiun Shibuya ini.
Harajuku
Selama ini kami kenal sebagai lokasi tempat costplay beraksi. Di sana kami sempat mampir ke Yoyogi Park, taman kota yang lumayan besar. Kami hanya mampir berfoto di bagian depan akses masuk taman karena cuaca mendung dan diperkirakan hujan.
Taman ini biasanya jadi salah satu target tempat yang dikunjungi saat musim Sakura berbunga. Saat itu sudah hampir memasuki awal winter, tentunya tidak mungkin juga kita melihat bunga Sakura di sana.
Target utama ke Harajuku adalah melihat koleksi baju di *niqlo yang biasanya ada koleksi unik yang hanya dijual di sana. Kami menemukan beberapa T shirt dengan gambar khas Jepang, sebagai oleh-oleh untuk anak dan ponakan laki-laki.
Sayangnya saat itu tidak banyak koleksi yang unik. Kok tau ? Ya karena kami juga mengecek koleksi T shirt di web *niqlo Indonesia π.
Akihabara
Dikenal sebagai syurga bagi para pencinta action figure dan gamer. Cukup lama kami keliling area sana, agar si bontot puas melihat dan memilih yang dia ingin beli , dan mencari titipan temannya.
Di area ini kami mampir ke Masjid Nusantara untuk shalat ashar dan menunggu sampai waktu maghrib. Setelah itu lanjut ke area yang menjual alat elektronik. Ditutup dengan mampir ke Cafe Cinta Jawa untuk menikmati makan malam.
Yokohama
Lokasi dekat dengan laut. Kami ke sana untuk mendatangi area Gundam Factory. Kami pikir benar-benar pabriknya. Ternyata semacam wahana yang menampilkan Gundam versi awal dengan ukuran raksasa π.
Yang paling menggoda di sana adalah adanya outlet Gundam yang menjual berbagai produk limited edition.
Wahana berada di area terbuka dekat dengan lokasi parkir beberapa kapal besar, sehingga angin yang berhembus terasa sangat dingin.
Karena sudah jauh-jauh ke sana, kami pun membayar tiket untuk naik ke area terdekat dengan robot Gundam Raksasa.
Pulang dari sana waktu sudah menunjukkan waktu isya. Karena sudah malam, ditambah area sepi, dan hape anak GPS nya lemot, kami sempat nyasar ke beberapa area lain π, padahal maksud hati mau ke lokasi tempat kereta subway untuk pulang ke apato.
Tokyo Disney Sea
Memilih Tokyo Disney Sea dibandingkan Tokyo Disneyland karena wahana permainan cocok untuk dewasa.
Lokasi di area Chiba , lumayan jauh dari Setagaya. Sayangnya kami terlalu siang berangkat ke sana, ditambah sempat salah naek kereta. Walhasil sampai di sana beberapa wahana seru sudah mengalami antrian panjang yang memakan waktu minimal 1.5 jam.
Supaya tidak rugi kami pun memanfaatkan waktu di sana sampai dengan malam hari. Tetapi kami menghindari pulang sampai agenda parade show selesai. Alasannya hanya satu, sudah seharian antri di beberapa wahana permainan , jangan sampai pulang naik kereta pun harus antri π.
Odaiba
Dikenal sebagai tempat penjualan souvenir dan cemilan khas Jepang. Lokasinya ada di Gedung Decks Tokyo Beach.
Di area ini juga terdapat outlet Gundam terlengkap, yang bertempat di Mal DiverCity.
Di depan pintu masuk terdapat spot yang menampilkan patung dan sketsa kartun film Doraemon. Saya pun tidak menyia-nyiakan moment ini untuk bisa berfoto bersama Nobita dan Shizuka π.
Tips :
Agar waktu efektif, buatlah itinerary kunjungan ke lokasi wisata atau belanja secara rinci termasuk menghitung lama waktu perjalanan ke lokasi dan apa yang mau dicari / dilakukan di sana π
#TriptoTokyo
Komentar