Langsung ke konten utama

Nihon Trip - 9 : Osaka

Empat Desember 2022

Kami hanya menginap satu malam saja di Osaka, karena kami hanya akan mengunjungi beberapa lokasi saja. Pukul 8.30 kami sudah check out dari hotel. Supaya nyaman jalan-jalan hari itu, maka koper dan barang yang tidak diperlukan kami simpan di dalam Coin Locker di luar area menuju peron. Kami lupa kalau di dalam area menuju area peron ada area Coin Locker di beberapa sisi. Pasalnya hari itu juga kami akan melanjutkan perjalanan ke Kyoto, terpaksa kami keluar dari area peron untuk mengambil koper tersebut. Ga apa2 deh, bisa sekalian beli beberapa makanan di 7Eleven (hanya ada di luar area menuju peron),  untuk bekal selama di Kyoto.


Buat anak muda mendengar kata Osaka langsung tertuju pada tempat permainan Universal Studio. Kami tidak berniat bermain di sana, karena wisata ke wilayah Osaka kami membawa Mama. Bisa mati gaya orang tua di bawa ke sana 😁.

Demi menghilangkan rasa penasaran saya tetap mengagendakan kunjungan ke Universal Studio Japan (USJ) yang secara lokasi cukup jauh dari pusat kota Osaka. Tetapi lagi-lagi dengan transportasi yang tersedia, perjalanan tidak terasa ribet walau harus berganti jenis kereta. Apalagi lokasi stasiun tujuan  terletak persis di area USJ itu sendiri.

Entah karena hari Minggu  yang pasti di pagi hari area USJ sudah ramai dikunjungi warga dan turis. Sesampai di sana tentu saja hanya bisa berfoto mengabadikan suasana dan sebagai eviden kalau kami pernah sampai di sana 😄.

Area spot foto sekitar gerbang bertuliskam Universal Stuio di luar ekspektasi sih, karena terlihat sedang dalam proses renovasi. Tak lupa kami membuat dokumentasi foto di spot globe atau bola dunia berputar yang bertuliskan Universal. Keren ga tuh emak gw udah nyampe USJ 😁.


Rencana awal dari sana kami langsung ke lokasi Ramen Honolu yang merupakan ramen halal di Osaka. Tetapi waktu masih menunjukkan pukul 10an sedangkan waktu buka resto di Jepang adalah pukul 11. 

Akhirnya kami putuskan menuju Umeda Sky Building dengan menggunakan taksi dari stasiun Osaka yang merupakan salah satu icon bangunan modern di Osaka dengan ketinggian 173 meter. Area Umeda Sky Building terdiri dari dua tower. Kami sempat nyasar salah mengakses tower, yaitu tower barat. Setelah menyimak papan informasi yang tersedia, kami pun tersadarkan bahwa lokasi Rooftop Observation Umeda yang terkenal itu berada di tower timur. 


Sesampai di tower timur kami harus bertanya kembali lokasi akses masuk ke area rooftop. Ternyata kita harus naik ke lantai 39 gedung tersebut. Karena sudah kadung sampai di sana, kami pun membeli tiket masuk untuk bisa mencapai rooftop. 


Di lantai lokasi pembelian tiket ternyata tersedia mini museum yang menunjukkan gedung dan arsitek unik di berbagai negara , beberapa  cafe dan tempat penjualan souvenir. Meski weekend saat itu belum terlalu ramai didatangi pengunjung   karena masih pagi. Lantai tersebut dikelilingi kaca, sehingga pengunjung cafe bisa menikmati makan minuman sambil memandang Osaka dari atas gedung.


 


Untuk mengakses ke rooftop ternyata kami harus menggunakan eskalator yang lumayan tinggi. Sesampai di rooftop, Masyaa Allah ternyata kita bisa memandang  seluruh perfektur  Osaka dari kejauhan. .


Selain itu, di rooftop ada  area Lumi Deck yang menjadi tempat penyimpanan gembok yang menjadi simbol janji para pasangan yang sedang dilanda cinta 🥰. Tapi ga usah repot bawa gembok sendiri ya, di lantai penjualan tiket tersedia tempat penjualan gembok untuk dipasang di sana.


Tidak berlama-lama di atas sana karena angin cukup kencang disamping suhu udara saat itu terasa dingin. Kami pun kembali berjalan kaki menuju stasiun terdekat yang jaraknya hampir 1 km, yaitu  stasiun Umeda. Perjalanan kami lanjutkan ke area Namba dan Glico sign. Jalan menuju Glico sign dari stasiun Namba cukup lumayan buat kami yang membawa orang tua. Apalagi sebelumnya sudah berjalan cukup jauh ditambah udara sedikit mendung,  sehingga makin terasa dingin. Suhu udara saat itu sekitar 11 derajat.


Area Dotonburi dan sekitar Glico sign merupakan area terkenal untuk dikunjungi. Karena waktu weekend, saat itu lautan manusia menyelimuti area tersebut. Ada apa sih di sana? Buat yang berniat belanja lokasi ini menjadi salah satu lokasi favorit. Dalam perjalanan ini kami memang tidak berniat belanja, jadi kami hanya melintas beberapa toko yang beberapa menjual barang branded. Selain itu, resto dan cafe bertebaran di sekitar sana.


Setelah mendokumentasikan diri bahwa kami sudah sampai di sana, rasa lapar sudah tak tertahankan. Rasanya akan memakan waktu lagi jika kami harus menuju Ramen Honolu karena kami harus kembali ke stasiun Namba. Jadi kami putuskan untuk mencari Momo's Cafe yang juga jelas dijamin kehalalannya, walau makanan yang tersedia adalah masakan arab dan bakal bertemu kebab dengan nama yang berbeda 😆.

Lokasi resto cukup mudah dikenali walau gedung resto kecil dan bertingkat. Tempat makan berada di lantai atas, karena tangga yang sempit, buat orang tua pastikan berhati-hati saat menaiki tangga.

Masyaa Allah, betapa ademnya saat memasuki tempat makan. Alunan suara muratal surah Ar Rahman terdengar lembut dan menenangkan, membuat rasa lelah terasa hilang walau makanan belum dipesan.



Saat memilih menu ternyata kami salah menduga, selain hidangan semacam nasi briyani dan kebab, di sana tersedia ikan goreng dengan lalab dan sambal dengan nasi putih yang membuat mata Mama berbinar 😃. Ya sudah buat beliau kami pesankan menu itu, sedangkan untuk saya dan anak saya kami memesan 2 menu yang dimakan .. kongsi aja kita supaya bisa icip sana sini.

Tak diduga mutton roll yang disajikan  penampilannya seperti kebab, dengan ukuran yang lebih panjang dan dihidangkan dipotong dua. Buat yang mau ke sana, menu ini rekomended banget deh. Untuk bekal makan menuju Kyoto di malam hari, kami pun memesan menu Chicken Roll. 

Setelah makan, kami menuju Masjid Istiqlal Osaka untuk melaksanakan shalat Dzuhur dijamak dengan Ashar, sekalian beristirahat sejenak. Setelah shalat kami mampir ke lantai dasar masjid untuk melihat apa yang dijual dan membeli beberapa makanan untuk makan malam yang  bisa dinikmati di hotel di Kyoto.


Dari masjid, kami lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke  stasiun terdekat, menuju Stasiun Shin Osaka, untuk memesan seat shinkansen menuju Kyoto. Target kami sampai di Kyoto di waktu maghrib. 

Jarak Osaka - Kyoto cukup dekat, hanya 15an menit menggunakan shinkansen, dan waktu berhenti tidak lama, jadi pastikan kita suda menurunkan koper yang ditempatkan di bagasi di atas kursi kereta, saat terdengar announcer bahwa kereta hampir sampai di stasiun Kyoto.

Sayonara Osaka !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

All About Japan - Part #2

Di Jepang itu  : - tidak kaya sumber daya alam - untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya Jepang harus mengimpor. Untuk itu Jepang memerlukan mata uang asing, dengan cara mengekspor barang hasil industri - industri dan teknologi yang dihasilkan harus berkualitas terbaik, sesuai prinsip Monozukuri, Kaizen dan budaya  teamwork dan saling menghargai - pada dasarnya menerapkan sistem kerja seumur hidup alias sampai dengan pensiun. Karena bekerja dalam waktu lama, maka perusahaan aktif melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (Hitozukuri) - karena sistem kerja seumur hidup ,  penerapan senioritas dan budaya senior yang harus membimbing junior, maka tidak ada kekhawatiran posisi senior diambil alih junior - posisi serikat pekerja sama dengan perusahaan, meski menuntut kenaikan gaji tetapi sangat mengerti kondisi perusahaan, sehingga tidak menuntut hal yang tidak masuk akal dan tidak bermusuhan dengan manajemen -  serikat pekerja bertugas memberikan  usulan perb...

Seberapa Yakin Allah SWT Menyukai Ibadah kita

Dialog Nabi Musa as dan Allah SWT diceritakan dalam kitab   Mukasyafatul Qulub   milik Imam Al-Ghazali. Nabi Musa  As:    Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah sholatku, dzikirku, puasaku ? Allah Swt :  Shalatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang. Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri. Nabi Musa  As: Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang Ya Allah ? Allah Swt : -- SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu. Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.

Ten Q (Questions) - Quarterly Self Talk

Mengevaluasi pencapaian target triwulanan secara kuantitatif mungkin menjadi hal yang biasa, tapi merenungi sejenak untuk merefleksi apa yang sudah kita capai bisa memberikan rasa yang luar biasa. Saya menyebutnya Ten-Q atau 10 Questions atau bisa dijuga diplesetkan menjadi Thank You. Sepuluh pertanyaan powerful yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensi diri.  Pertanyaan Ten-Q ditujukan sebagai bagian dari rasa "terima kasih" untuk diri kita yang telah berupaya sejauh ini :  1 Apa yang dirasakan sejauh ini ? 2 Apa yang sudah tercapai sejauh ini ? 3 Apa yang perlu disyukuri ? 4 Apa yang masih harus diperbaiki ? 5 Apa yang masih bisa ditingkatkan / ditambah? 6 Aktivitas apa yang direncanakan berikutnya ? 7 Siapa yang ingin dilibatkan dalam aktivitas tsb ?  8 Kapan target penyelesaian aktivitas tsb?  9 Bagaimana aktivitas tersebut bisa membantu pencapaian tujuan jangka panjang ? 10 Doa apa yang spefisik ingin dipanjatkan agar aktivitas berikutnya bisa membantu pencapa...